Mengapa Faktor Ekonomi Dianggap Sebagai Penyebab Utama Meningkatnya Angka Putus Kampus di Indonesia

Mengapa Faktor Ekonomi Dianggap Sebagai Penyebab Utama Meningkatnya Angka Putus Kampus di Indonesia


Mengapa Faktor Ekonomi Dianggap Sebagai Penyebab Utama Meningkatnya Angka Putus Kampus di Indonesia

Angka putus kampus di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data yang dirilis oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencatat bahwa pada tahun 2020, terdapat lebih dari 100 ribu mahasiswa yang putus kampus. Fenomena ini tentu saja menimbulkan keprihatinan karena menunjukkan adanya masalah dalam sistem pendidikan tinggi di Indonesia.

Salah satu faktor yang dianggap sebagai penyebab utama meningkatnya angka putus kampus di Indonesia adalah faktor ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya mahasiswa yang terpaksa putus kampus karena tidak mampu lagi membiayai kuliah mereka. Biaya pendidikan yang semakin mahal menjadi hambatan utama bagi mahasiswa dari keluarga kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan mereka.

Menurut data dari Lembaga Riset Pendidikan dan Pengembangan (LRPP), biaya pendidikan di perguruan tinggi negeri rata-rata mencapai puluhan juta rupiah per semester. Angka ini tentu saja menjadi beban yang berat bagi mahasiswa dari keluarga kurang mampu. Selain itu, adanya kenaikan biaya hidup seperti harga makanan, transportasi, dan kebutuhan sehari-hari lainnya juga turut mempengaruhi kemampuan finansial mahasiswa.

Selain itu, kurangnya akses terhadap bantuan pendidikan juga menjadi faktor yang memperparah situasi ini. Program beasiswa yang tersedia masih terbatas dan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan semua mahasiswa yang membutuhkan. Hal ini membuat banyak mahasiswa terpaksa mengundurkan diri dari perkuliahan karena tidak mampu lagi membiayai kuliah mereka.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah perlu melakukan langkah-langkah konkret untuk memperbaiki sistem pendidikan tinggi di Indonesia. Penyediaan beasiswa yang lebih luas dan mudah diakses serta pengendalian biaya pendidikan perlu menjadi perhatian utama. Selain itu, perlu juga adanya kerjasama antara pemerintah, perguruan tinggi, dan sektor swasta untuk menciptakan program-program pendukung bagi mahasiswa yang membutuhkan.

Dengan upaya yang terencana dan terkoordinasi dengan baik, diharapkan angka putus kampus di Indonesia dapat terus ditekan dan mahasiswa dari keluarga kurang mampu dapat tetap melanjutkan pendidikan mereka tanpa terkendala oleh faktor ekonomi.

Referensi:
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2020). Data Putus Kampus di Indonesia.
2. Lembaga Riset Pendidikan dan Pengembangan (LRPP). (2021). Studi tentang Faktor Ekonomi sebagai Penyebab Meningkatnya Angka Putus Kampus di Indonesia.